Bisa kuliah itu bukan yang aku bayangin waktu masih SMA. Entah angin apa yang bikin emakku menyetujui dan mendukungku kuliah. Tapi aku ya tau diri. Gak mungkin bisa survive dengan mengandalkan duit orang tua. Coba kamu bayangin uang saku 50k/minggu tahun 2009 dapat apa? makanya mulailah aku jadi beasiswa hunter. Setiap pengumuman beasiswa selalu diikutin.
Beasiswa pertama kali yang aku dapat waktu awal kuliah yaitu dari Bank Muamalat. Otomatis kan persyaratan harus mempunyai rekening Bank Muamalat. Lebih maju dari BRI, Bank Muamalat memberikan buku tabungan. Dengan potongan biaya admin (lupa dulu 10 ribu atau berapa), Insya Allah dapat beasiswa.
Pembukaan rekening dilakukan di kampus, karena memang kampus aku pake Bank Muamalat buat pembayaran SPP, dll. Tidak terlalu banyak persyaratan yang diminta, apalagi KTP beda dengan daerah dengan alamat bank.
Untuk setor, aku kayaknya jarang setor karena memang tujuan awal untuk beasiswa. Beberapa kali mendapat beasiswa termasuk beasiswa PPA saat kuliah D3 dan S1, aku menggunakan rekening Bank Muamalat. Maka dari itu setelah lulus kuliah, rekening tersebut terbengkalai. Sempat saya hidupin ternyata udah ganti sistem dan nomor rekeningpun ganti.
Beberapa waktu kemudian lama tidak digunakan lagi tapi aku hidupin lagi. Ternyata masih bisa dengan nomor rekening yang sama. Lumayan buat tabungan nikah biar berkah. Aku sempat berencana daftar tabungan haji di Jakarta. Kemudian baru tahu bahwa tabungan haji hanya bisa dibuka di alamat KTP karena memperhitungkan juga penjatahan nomor antrian haji.
Untuk sekarang rekening Muamalat tidak pernah dipake lagi sekitar 3 tahun lebih. Bank Muamalat pertama murni syariah, semoga berkembang.